ANALISA PEREKONOMIAN TAHUN 2009-2014 DI INDONESIA
1.
Pendahuluan
Tahun 2009-2014 merupakan periode kepemimpinan kedua
bagi Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beserta wakilnya yaitu Boediono. Mantan
Presiden RI keenam dan ketujuh tersebut memiliki dua orang wakil yaitu Jusuf
Kalla pada periode Indonesia Bersatu jilid I tahun 2004-2009 dan Boediono pada
periode IndonesiaBersatu Jilid II tahun 2009-2014 karena adanya pemilu ditahun tersebut.
Era kepemimpinan Indonesia Jilid II mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono,
beliau memilih maju kembali di pemilu selanjutnya bersama ekonom handal dari
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta yang ahli dalam perekonomian di Indonesiayang
bernama Boediono. Mantan wakil Presiden Boediono merupakan mantan Gubernur RI
di era Susilo Bambang Yudhoyono tahun 2004-2009 yang disangkakan terkena efek
dan menjadi dalang dari kasus Century yang terjadi pada tahun 2006 silam. Pada tahun 2009-20014 banyak
sekali problematika yang terjadi. Mulai dari kenaikan harga Bahan Bakar Minyak
(BBM), Inflasi, dan juga korupsi.
2.
Perekonomian Indonesia Tahun 2009-2014
Tahun 2009-2014 merupakan tahun tahun sulit bagi
Indonesia untuk dapat bertahan dari segala macam gangguan perekonomian di
dunia. Pada tahun-tahun tersebut, Indonesia mengalami berbagai macam masalah
mulai dari krisis moneter hingga kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
1.
Kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM)
Kebijakan menaikkan harga BBM 1 Oktober 2005, dan
sebelumnya Maret 2005, ternyata berimbas pada situasi perekonomian tahun-tahun
berikutnya. Pemerintahan SBY-JK memang harus menaikkan harga BBM dalam
menghadapi tekanan APBN yang makin berat karena lonjakan harga minyak dunia.
Kenaikan harga BBM tersebut telah mendorong tingkat inflasi Oktober 2005
mencapai 8,7% (MoM) yang merupakan puncak tingkat inflasi bulanan selama tahun
2005 dan akhirnya ditutup dengan angka 17,1% per Desember 30, 2005 (YoY).
Penyumbang inflasi terbesar adalah kenaikan biaya transportasi lebih 40% dan
harga bahan makanan 18%.Core inflation pun
naik menjadi 9,4%, yang menunjukkan kebijakan Bank Indonesia (BI) sebagai
pemegang otoritas moneter menjadi tidak sepenuhnya efektif. Inflasi yang
mencapai dua digit ini jauh melampaui angka target inflasi APBNP II tahun 2005
sebesar 8,6%. Inflasi sampai bulan Februari 2006 (YoY) masih amat tinggi
17,92%, bandingkan dengan Februari 2005 (YoY) 7,15% atau Februari 2004 (YoY)
yang hanya 4,6%. Efek
inflasi tahun 2005 cukup berpengaruh terhadap tingkat suku bunga Sertifikat
Bank Indonesia (SBI), yang menjadi referensi suku bunga simpanan di dunia
perbankan.
Data
Harga Bahan Bakar Minyak 2004 vs 2009 (Naik)
Harga
|
2004
|
2009
|
Catatan
|
Minyak Mentah Dunia / barel
|
~ USD 40
|
~ USD 45
|
Harga hampir sama
|
Premium
|
Rp 1810
|
Rp 4500
|
Naik 249%
|
Minyak Solar
|
Rp 1890
|
Rp 4500
|
Naik 238%
|
Minyak Tanah
|
Rp 700
|
Rp 2500
|
Naik 370%
|
2.
Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia
Dengan kondisi harga minyak yang sudah turun dibawah
USD 50 per barel, namun harga jual premium yang masih Rp 4500 per liter
(sedangkan harga ekonomis ~Rp 3800 per liter). Maka sangat ironis bahwa dalam
kemiskinan, para supir angkot harus mensubsidi setiap liter premium yang
dibelinya kepada pemerintah. Sungguh ironis ditengah kelangkaan minyak tanah,
para nelayan turut mensubsidi setiap liter solar yang dibelinya kepada
pemerintah. Dalam kesulitan ekonomi global, pemerintah bahkan memperoleh
keuntungan Rp 1 triluin dari penjualan premium dan solar kepada rakyatnya
sendiri. Inilah sejarah yang tidak dapat dilupakan. Selama lebih 60 tahun
merdeka, pemerintah selalu membantu rakyat miskin dengan menjual harga minyak
yang lebih ekonomis (dan rendah), namun sekarang sudah tidak lagi rakyatlah
yang mensubsidi pemerintah.
Berdasarkan janji kampanye dan usaha untuk
merealisasikan kesejahteraan rakyat, pemerintah SBY-JK selama 4 tahun belum
mampu memenuhi target janjinya yakni pertumbuhan ekonomi rata-rata di atas 6.6%.
Sampai tahun 2008, pemerintah SBY-JK hanya mampu meningkatkan pertumbuhan
rata-rata 5.9% padahal harga barang dan jasa (inflasi) naik di atas 10.3%. Ini
menandakan secara ekonomi makro, pemerintah gagal mensejahterakan rakyat. Tidak
ada prestasi yang patut diiklankan oleh Demokrat di bidang ekonomi.
Pertumbuhan
|
Janji Target
|
Realisasi
|
Keterangan
|
2004
|
ND
|
5.1%
|
|
2005
|
5.6%
|
Tercapai
|
|
2006
|
6.1%
|
5.5%
|
Tidak
tercapai
|
2007
|
6.7%
|
6.3%
|
Tidak
tercapai
|
2008
|
7.2%
|
Tidak
tercapai
|
|
2009
|
7.6%
|
~5.0%
|
Tidak
tercapai *
|
Pada
pemerintahan SBY kebijakan yang dilakukan adalah mengurangi subsidi Negara
Indonesia, atau menaikkan harga Bahan Bahan Minyak (BBM), kebijakan bantuan
langsung tunai kepada rakyat miskin akan tetapi bantuan tersebut diberhentikan
sampai pada tangan rakyat atau masyarakat yang membutuhkan, kebijakan
menyalurkan bantuan dana BOS kepada sarana pendidikan yang ada di Negara
Indonesia. Akan tetapi pada pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dalam
perekonomian Indonesia terdapat masalah dalam kasus Bank Century yang sampai
saat ini belum terselesaikan bahkan sampai mengeluarkan biaya 93 miliar untuk
menyelesaikan kasus Bank Century ini. Kondisi perekonomian pada masa
pemerintahan SBY mengalami perkembangan yang sangat baik. Pertumbuhan ekonomi
Indonesia tumbuh pesat di tahun 2010 seiring pemulihan ekonomi dunia pasca
krisis global yang terjadi sepanjang 2008 hingga 2009.
Bank
Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai 5,5-6
persen pada 2010 dan meningkat menjadi 6-6,5 persen pada 2011. Dengan demikian
prospek ekonomi Indonesia akan lebih baik dari perkiraan semula.Sementara itu,
pemulihan ekonomi global berdampak positif terhadap perkembangan sektor
eksternal perekonomian Indonesia. Kinerja ekspor nonmigas Indonesia yang pada
triwulan IV-2009 mencatat pertumbuhan cukup tinggi yakni mencapai sekitar 17
persen dan masih berlanjut pada Januari 2010.
Salah satu
penyebab utama kesuksesan perekonomian Indonesia adalah efektifnya kebijakan
pemerintah yang berfokus pada disiplin fiskal yang tinggi dan pengurangan utang
Negara.Perkembangan yang terjadi dalam lima tahun terakhir membawa perubahan
yang signifikan terhadap persepsi dunia mengenai Indonesia. Namun
masalah-masalah besar lain masih tetap ada. Pertama, pertumbuhan makroekonomi
yang pesat belum menyentuh seluruh lapisan masyarakat secara menyeluruh.
Walaupun Jakarta identik dengan vitalitas ekonominya yang tinggi dan kota-kota
besar lain di Indonesia memiliki pertumbuhan ekonomi yang pesat, masih banyak
warga Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan.
Tingkat
pertumbuhan ekonomi periode 2005-2007 yang dikelola pemerintahan SBY-JK relatif
lebih baik dibanding pemerintahan selama era reformasi dan rata-rata
pemerintahan Soeharto (1990-1997) yang pertumbuhan ekonominya sekitar 5%. Tetapi,
dibanding kinerja Soeharto selama 32 tahun yang pertumbuhan ekonominya sekitar
7%, kinerja pertumbuhan ekonomi SBY-JK masih perlu peningkatan. Pertumbuhan
ekonomi era Soeharto tertinggi terjadi pada tahun 1980 dengan angka 9,9%.
Rata-rata pertumbuhan ekonomi pemerintahan SBY-JK selama lima tahun menjadi
6,4%, angka yang mendekati target 6,6%
3.
Tingkat Inflasi Tahun 2004-2009
Secara alami, setiap tahun inflasi akan naik. Namun,
pemerintah akan dikatakan berhasil secara makro ekonomi jika tingkat inflasi
dibawah angka pertumbuhan ekonomi. Dan faktanya adalah inflasi selama 4 tahun2
kali lebih besar dari pertumbuhan ekonomi.
Tingkat Inflasi
|
Janji Target
|
Fakta
|
Catatan Pencapaian
|
2004
|
6.4%
|
||
2005
|
7.0%
|
17.1%
|
Gagal
|
2006
|
5.5%
|
6.6%
|
Gagal
|
2007
|
5.0%
|
6.6%
|
Gagal
|
2008
|
4.0%
|
11.0%
|
Gagal
|
Selama 4
tahun pemerintahan, Demokrat yang terus mendukung SBY tidak mampu mengendalikan
harga barang dan jasa sesuai dengan janji yang tertuang dalam kampanye dan RPM
yakni rata-rata mengalami inflasi 5.4% (2004-2009) atau 4.9% (2004-2008).
Fakta yang terjadi adalah harga barang dan jasa meroket dengan tingkat inflasi
rata-rata 10.3% selama periode 2004-2008. Kenaikan harga barang dan jasa
melebihi 200% dari target semula.
4.
Jumlah Penduduk Miskin
Sasaran pertama adalah pengurangan kemiskinan dan pengangguran dengan
target berkurangnya persentase penduduk tergolong miskin dari 16,6
persen pada tahun 2004 menjadi 8,2 persen pada
tahun 2009 dan berkurangnya pengangguran terbuka dari
9,5 persen pada tahun 2003 menjadi 5,1 persen pada
tahun 2009.
Penduduk Miskin
|
Jumlah
|
Persentase
|
Catatan
|
2004
|
36.1 juta
|
16.6%
|
|
2005
|
35.1 juta
|
16.0%
|
Februari 2005
|
2006
|
39.3 juta
|
17.8%
|
Maret 2006
|
2007
|
37.2 juta
|
16.6%
|
Maret 2007
|
2008
|
35.0 juta
|
15.4%
|
Maret 2008
|
2009
|
8.2% ????
|
Koalisi Organisasi
Masyarakat Sipil mencatat, pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf
Kalla memperbesar utang dalam jumlah sangat besar. Posisi utang tersebut
merupakan utang terbesar sepanjang sejarah RI.
Koalisi
terdiri dari
Forum
Indonesia untuk Transparansi Anggaran Perkumpulan Prakarsa
Perhimpunan
Pengembangan Pesantren & Masyarakat (P3M)
Gerakan
Antipemiskinan Rakyat Indonesia
Lembaga
Advokasi Pendidikan Anak Marginal
Pusat Telaah
dan Informasi Regional
Asosiasi
pendamping Perempuan Usaha Kecil dan
Publish What
You Pay
Berdasarkan
catatan koalisi, utang pemerintah sampai Januari 2009 meningkat 31 persen dalam
lima tahun terakhir. Posisi utang pada Desember 2003 sebesar Rp 1.275 triliun.
Adapun posisi utang Janusari 2009 sebesar Rp 1.667 triliun atau naik Rp 392
triliun. Apabila pada tahun 2004, utang per kapita Indonesia Rp 5,8 juta per
kepala, pada Februari 2009 utang per kapita menjadi Rp 7,7 juta per kepala.
Memerhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2004-2009, koalisi
menilai rezim sekarang ini adalah rezim anti-subsidi. Hal itu dibuktikan dengan
turunnya secara drastis subsidi. Pada tahun 2004 jumah subsidi masih sebesar
6,3 persen dari produk domestik bruto. Namun, sampai 2009, jumlah subsidi untuk
kepentingan rakyat tinggal 0,3 persen dari PDB.
5.
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa Indonesia
masih memerlukan banyak perbaikan. Namun apa yang telah dicapai selama ini
merupakan hasil dari visi dan perencanaan pemerintahan SBY. Dapat dibayangkan
hal-hal lain yang akan terjadi dalam pemerintahan yang akan berjalan untuk
beberapa tahun ke depan lagi.
1. Kelebihan
dan Kelemahan Pemerintahan SBY
Kelebihan
1.
Harga BBM diturunkan hingga 3 kali (2008-2009),
pertama kali sepanjang sejarah.
2. Perekonomian
terus tumbuh di atas 6% pada tahun 2007 dan 2008, tertinggi setelah orde baru.
3.
Cadangan devisa pada tahun 2008 US$ 51 miliar,
tertinggi sepanjang sejarah.
4.
Menurunnya Rasio hutang negara terhadap PDB terus
turun dari 56% pada tahun 2004 menjadi 34% pada tahun 2008.
5.
Pelunasan utang IMF.
6.
Terlaksananya program-program pro-rakyat seperti: BLT,
BOS, Beasiswa, JAMKESMAS, PNPM Mandiri, dan KUR tanpa agunan tambahan yang
secara otomatis dapat memperbaiki tinggkat ekonomi rakyat.
7.
Pemberantasan korupsi.
8.
Pengangguran terus menurun. 9,9% pada tahun 2004
menjadi 8,5% pada tahun 2008.
9. Menurunnya
angka kemiskinan dari 16,7% pada tahun 2004 menjadi 15,4% pada tahun 2008.
10. Pertumbuhan
ekonomi Indonesia tumbuh pesat di tahun 2010 seiring pemulihan ekonomi dunia
pasca krisis global yang terjadi sepanjang 2008 hingga 2009.
11. Perekonomian
Indonesia mampu bertahan dari ancaman pengaruh krisis ekonomi dan finansial
yang terjadi di zona Eropa.
Kelemahan
1.
Harga BBM termahal sepanjang sejarah indonesia yaitu
mencapai Rp. 6.000.
2.
Jumlah utang negara tertinggi sepanjang sejarah yakni
mencapi 1667 Triliun pada awal tahun 2009 atau 1700 triliun per 31 Maret 2009.
Inilah pembengkakan utang terbesar sepanjang sejarah.
3.
Tingkat pengeluaran untuk administrasi yang luar biasa
tinggi. Mencapai sebesar 15% pada tahun 2006 .menunjukkan suatu penghamburan
yang signifikan atas sumber daya public.
4.
Konsentrasi pembangunan di awal pemerintahannya hanya
banyak berpusat di aceh, karena provinsi aceh telah di porak porandakan oleh
bencana alam stunami pada tahun 2004.
5.
Masih gagal nya pemerintah menghapuskan angka
pengangguran dan kemiskinan di negeri ini.
6.
Bencana alam yang sering terjadi di indonesia membuat
para investor asing enggan berinvestasi dengan alasan tidak aman terhadap
ancaman bencana alam.
7.
Dianggap belum mampu menyelesaikan masalah bank
CENTURY.
3.
Kondisi Perekonomian Era
Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono
Kondisi perekonomian Indonesia
pada masa pemerintahan SBY mengalami perkembangan yang sangat baik. Pertumbuhan
ekonomi Indonesia tumbuh pesat di tahun 2010, seiring pemulihan ekonomi dunia
pasca krisis global yang terjadi sepanjang 2008 hingga 2009.Terbukti,
perekonomian Indonesia mampu bertahan dari ancaman pengaruh krisis ekonomi dan
finansial yang terjadi di zona Eropa. Kinerja perekonomian Indonesia akan terus
bertambah baik, tapi harus disesuaikan dengan kondisi global yang sedang
bergejolak. Ekonomi Indonesia akan terus berkembang, apalagi pasar finansial,
walaupun sempat terpengaruh krisis, tetapi telah membuktikan mampu bertahan.
Sementara itu, pemulihan ekonomi
global berdampak positif terhadap perkembangan sektor eksternal perekonomian
Indonesia. Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berhasil
mendobrak dan menjadi katarsis terhadap kebuntuan tersebut. Korupsi dan
kemiskinan tetap menjadi masalah di Indonesia. Namun setelah beberapa tahun
berada dalam kepemimpinan nasional yang tidak menentu, SBY telah berhasil
menciptakan kestabilan politik dan ekonomi di Indonesia.
Salah satu penyebab utama kesuksesan perekonomian
Indonesia adalah efektifnya kebijakan pemerintah yang berfokus pada disiplin
fiskal yang tinggi dan pengurangan utang Negara. Perkembangan yang terjadi
dalam lima tahun terakhir membawa perubahan yang signifikan terhadap persepsi
dunia mengenai Indonesia. Namun masalah-masalah besar lain masih tetap ada.
Pertama, pertumbuhan makro ekonomi yang pesat belum menyentuh seluruh lapisan
masyarakat secara menyeluruh. Walaupun Jakarta identik dengan vitalitas
ekonominya yang tinggi dan kota-kota besar lain di Indonesia memiliki
pertumbuhan ekonomi yang pesat, masih banyak warga Indonesia yang hidup di
bawah garis kemiskinan.
Pada pemerintahan SBY kebijakan yang
dilakukan adalah mengurangi subsidi Negara Indonesia, atau menaikkan harga
Bahan Bahan Minyak (BBM), kebijakan bantuan langsung tunai kepada rakyat miskin
akan tetapi bantuan tersebut diberhentikan sampai pada tangan rakyat atau
masyarakat yang membutuhkan, kebijakan menyalurkan bantuan dana BOS kepada
sarana pendidikan yang ada di Negara Indonesia. Akan tetapi pada pemerintahan
Susilo Bambang Yudhoyono dalam perekonomian Indonesia terdapat masalah dalam
kasus Bank Century yang sampai saat ini belum terselesaikan bahkan sampai
mengeluarkan biaya 93 miliar untuk menyelesaikan kasus Bank Century ini.
Bank Indonesia
(BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai 5,5-6 persen
pada 2010 dan meningkat menjadi 6-6,5 persen pada 2011. Dengan demikian prospek
ekonomi Indonesia akan lebih baik dari perkiraan semula. Tingkat pertumbuhan ekonomi periode
2005-2007 yang dikelola pemerintahan SBY-JK relatif lebih baik dibanding
pemerintahan selama era reformasi dan rata-rata pemerintahan Soeharto
(1990-1997) yang pertumbuhan ekonominya sekitar 5%. Tetapi, dibanding kinerja
Soeharto selama 32 tahun yang pertumbuhan ekonominya sekitar 7%, kinerja
pertumbuhan ekonomi SBY-JK masih perlu peningkatan. Pertumbuhan ekonomi era
Soeharto tertinggi terjadi pada tahun 1980 dengan angka 9,9%. Rata-rata
pertumbuhan ekonomi pemerintahan SBY-JK selama lima tahun menjadi 6,4%, angka
yang mendekati target 6,6%
4. Peningkatan Perekonomian Indonesia Era
Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono
Gambar. 1.1. Susilo Bambang Yudhoyono
Sejumlah lembaga institusi bergengsi dunia kini mulai memandang Indonesia
sebagai calon kekuatan ekonomi di masa datang. Morgan Stanley mengusulkan
Indonesia pada BRIC. BRIC merujuk pada empat negara calon ekonomi dunia pada
2020 yang merupakan akronim dari nama Brazil, Rusia, India China. Morgan
Stanley mengusulkan nama Indonesia pada BRIC menjadi BRICI (Brazil, Rusia,
India, China, Indonesia) karena PDB Indonesia diperkirakan mencapai 800 miliar
dollar AS dalam lima tahun mendatang.
Pada Juli 2010, The
Economist juga memasukan Indonesia sebagai calon kekuatan ekonomi
baru pada 2030 diluar BRIC. The Economist mengenal akronim baru dengan sebutan
CIVETS yaitu kepanjangan dari Colombia, Indonesia, Vietname, Egypt, Turkey, dan
South Africa.
Gambar 1.2. Grafik Pertumbuhan Indonesia
Laporan Triwulanan Perekonomian Indonesia yang ditulis di laman Bank
Dunia www.worldbank.org menyatakan bahwa kinerja
pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga saat ini masih cukup kuat. Pertumbuhan
Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada kuartal pertama tahun 2012 masih
tetap kuat pada 6,3 persen. Kinerja perekonomian Indonesia relatif kuat saat
ini, proyeksi dasar PDB mengalami pertumbuhan sebesar 6,0 persen pada tahun
2012 dan 6,4 persen pada tahun 2013. Pada Pidato Kenegaraan tanggal 16 Agustus
2012 lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan bahwa ditengah
ketidakpastian perkembangan ekonomi global, kinerja ekonomi Indonesia masih
dapat menunjuklan kinerja yang cukup baik. Pada tahun 2011 lalu, disaat
beberapa negara lain mengalami perlambatan atau bahkan pertumbuhan
negatif, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6,5 persen.
Kinerja ekonomi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar itu ditopang oleh
permintaan domestik yang cukup kuat. Pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan
I mencapai 6,3 persen, pada triwulan II sedikit meningkat 6,4 persen, dan
diperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2012 dapat dipertahankan
pada kisaran 6,3 persen hingga 6,5 persen.
Melihat kinerja ekonomi Indonesia yang mampu keluar dari krisis ekonomi
1997/1998 dalam waktu singkat dan terus membaik dari tahun ke tahun, bahkan
menunjukan trend yang terus meningkat serta mampu bertahan bahkan kinerja
ekonomi tumbuh rata-rata di atas 6 persen/tahun ditengah krisis global saat
ini, prediksi ekonomi Indonesia akan kembali menjadi “Macan” Asia dalam
beberapa tahun kedepan bukanlah isapan jempol belaka.
Pemecahan
Masalah
1. Sebuah
survei nasional yang dilaksanakan oleh Indo Barometer menunjukkan, 40,9 persen
responden menilai bahwa Orde Baru lebih baik dibandingkan dengan Orde Lama dan
Orde Reformasi. Hanya setengahnya, atau 22,8 persen responden yang mengatakan
bahwa Orde Reformasi lebih baik dibandingkan dengan periode lainnya. Survei
sendiri bertajuk “Evaluasi 13 Tahun Reformasi dan 18 Bulan Pemerintahan
SBY-Boediono”.Dari lima bidang yang dijadikan bahan pertanyaaan, hasil survey
tersebut memperlihatkan, Orba dinilai lebih baik di bidang politik, ekonomi,
sosial, dan keamanan. Orde Reformasi hanya unggul di bidang penegakan hukum. Direktur
Eksekutif Indo Barometer M Qodari kepada wartawan di Jakarta, Minggu (15/5)
mengatakan, hasil ini merupakan pukulan bagi semua pihak yang menganggap
reformasi sebagai momentum perubahan. Adalah sebuah ironi, kondisi Orba yang
akan dikoreksi, namun dalam kenyataan justru dipandang dan dirasakan oleh
masyarakat justru lebih baik.
2. Hal yang bisa mendorong Indonesia
menjadi “Macan” Asia di Bidang Ekonomi di antaranya adalah:
Gambar. 1.3.
Ibukota Jakarta
a.
Indonesia memiliki Masterplan Percepatan dan Perluasan
Ekonomi Indonesia 2011-2015 yang memiliki Visi "Mengangkat Indonesia
menjadi Negara Maju dan merupakan kekuatan 10 besar dunia di tahun 2030 dan 6
besar dunia tahun 2050.
b.
Pertumbuhan ekonomi tinggi yang inclusif dan
berkelanjutan”. MP3EI bertujuan untuk mempercepat kemajuan dalam spektrum yang
luas dari sektor ekonomi, pembangunan infrastrktur, ketahanan pangan dan energi
serta pengetahuan dan teknologi.
c.
Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang berlimpah
dan memiliki sumber daya manusia yang cukup besar, serta saat ini Indonesia
sedang giat-giatnya membangun sumber daya manusia yang handal dan berkualitas
dan Indonesia memiliki sumber daya manusia produktif atau yang berusia dibawah
30 tahun lebih dari 50% penduduk Indonesia.
d.
Kepercayaan dunia Internasional terus meningkat salah
satunya Indonesia akan menjadi Ketua APEC pada tahun 2013. Pemilihan
sebagai Ketua APEC itu merupakan salah satu bentuk pengakuan dunia
Internasional kepada Indonesia sebagai negara yang memiliki kekuatan ekonomi di
dunia saat ini.
e.
Indonesia terus menerus melakukan perbaikan dan
membangun infratruktur yang mendorong pertumbuhan ekonomi . Saat ini Indonesia
akan membangun Infrastruktur senilai 500 miliar dollar AS dalam koridor MP3EI
yang tentunya akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi pada
tahun-tahun mendatang.
f.
Kondisi keamanan yang terjaga dengan baik telah
mendorong terciptanya Iklim investasi yang kondusif dimana pada tahun ini nilai
Investasi diperkirakan akan mendekati 20 miliar dollar AS meningkat - naik sepertiga
dibandingkan tahun lalu.
5.
Keadaan Ekonomi Indonesia Tahun 2010
Kita telah
mendengar keadaan ekonomi Indonesia yang sangat memprihatinkan, hal ini
disebabkan karena Indonesia terlilit hutang +/- Rp. 1062 Triliun. Direktorat
Jenderal Pengelolaan Utang Departement Keuangan melansir bahwa utang jatuh
tempo pemerintah Indonesia pada tahun 2010 mencapai Rp. 116 Triliun. Dari
jumlah tersebut, sebesar Rp. 54 Triliun berasal dari utang luar negeri dan Rp.
62 triliun dari Surat Berharga Negara (SBN).
Jumlah utang
jatuh tempo di tahun 2010 yang lalu mengingkat tajam jika dibandingkan dengan
utang jatoh tempo pemerintah pada tahun 2009 yang besarnya 29 triliun. Menurut
data tersebut, puncak tingginya utang jatuh tempo pemerintah adalah pada tahun
2033. Pada tahun tersebut, jumlah utang jatoh tempo mencapai Rp. 129 triliun.
Dari jumlah tersebut, sebesar Rp. 127 Triliun berasal dari Surat Berharga
Negara (SBN).
i.
Kondisi Hutang Indonesia
Sisa hutang
Indonesia hingga Oktober 2009 adlaah sebesar Rp. 1062 Triliun dimana setiap
penduduk menanggung Rp. 6,41 juta. Mkaa untuk mengerti lebih dalam, kita harus
tahu mengena GDP (Gross Domestic Produk) pada tahun 2010.
ii.
Indonesia Optimis Tahun 2010
Krisis
ekonomi global yan sudah diprediksi oleh beberapa pengamat satu-dua tahun
sebelumya dan mencapai puncaknya pada akhir tahun 2008 dan awal tahun 2009.
Peluruhan ekonomi ini pada awalnya hanya mengguncang pasar saham dan pasar
finansial dunia. Beberapa bank besar bertumbangan. Tetapi, karena arsitektur
ekonomi itu berakit erat satu sama yang lain, maka krisis kemudian mau tak mau
merembet juga ke sector riil. Beberapa industry otomotif besar lunglai. Ekonomi
dunia mengalami kontraksi yang tajam
Sebagai
sebuah Negara yang berada dalam pasaran ekonomi Ekonomi Indonesia 2010. Optimis
global, Indonesia entu mengalami dampak peluruhan ekonomi dunia ini. Pada
kuartal terakhir tahun 2008, pertumbuhan ekonomi domestic anjlok. Nilai tukar
rupiah aras dollar menembus hingga lebih dari Rp. 12.000 per-dollar. Indeks
pasar modal turun dibawah 200. Pertumbuhan industri otomotif menurun tajam dan
sangat berat bagi perekonomian Indonesia untuk bertahan. Performa ekonomi
Indonesua selama kuartla I/2009 dengan catatan laju produk domestic bruto (PDB)
sebesar 4,4% menjadi salah satu pertanda tepatnbya penangan perekonomian
Indonesia setelah terjadinya berbagai kelemehan diberbagai aspek perekonomian.
iii.
Menteri Perekonomian dan Pelaksana Jabatan Menko
Perekonomian Sri Mulyani
Sri mulyani
mengatakan bahwa pertumbuhan lebih dari 5 % atau mencapai 6% bukanlah sesuatu
yang tidak mungkin. Oleh karena itu,
ketika mengajukannya ke DPR, pemerintah sepakat memberi target
pertumbuhan ekonomi 5-6% untuk tahun 2010. Pemulihan perekonomian global di
berbagai Negara pada kuartal ketiga tahun 2009 ini dinilai akan ikut mendorong
pertumbuhan ekonomi 6% tahun depan.
iv.
Tentang Kurs Rupiah
Ekspetasi
terhadap peningkatan peringkat hutang Indonesia pada awal tahun 2011,
mengakibatkan tingginya aliran modal asing yang masuk. Dengan penguatan kurs
rupiah yang terjadi akhir-akhir ini, mencerminkan kepercayaan terhadap
stabilitas ekonomi Indonesia di tengah terjadinya perlambatan ekonomi global.
Momentum ekspetasi prositif tersebut, diperkirakan akan menopang pergerakan
bursa saham maupun obligasi Indonesia pada dua kuartal terakhir tahun ini.
Disamping itu adanya momentum earning season pada kuartal ketiga mendatang.
Rendahnya rasio debt to GDP Indonesia dibawah 30% disisi lain menjadikan resiko
fiscal Indonesia dipersepsikan rendah dibandingkan dengan rata-rata DBT to GDP
di kawasan Asean yang mencpai 89%.
v.
Perespsi CEO Soal Ekonomi Indonesia
Laporan Bank Pembangunan Asia
menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia bersama dengan beberapa Negara
lain di Asia. Untuk Indonesia, proyeksinya dinaikkan menjadi 6,1 persen pada
tahun 2010 dan 6,3 persen pada tahun 2011.
Sumber :
Kuncoro, Kedeputian Bidang Kesra
Comments
Post a Comment